Arsip

Archive for the ‘Islami’ Category

PRODUKSI DAN KONSUMSI DALAM AL-QUR’AN APLIKASI TAFSIR EKONOMI AL-QUR’AN

Abstrak
Produksi dan konsumsi merupakan masalah problematis tetapi strategis dalam menentukan keseimbangan perekonomian. Jika pola konsumsi tinggi maka, otomatis membutuhkan produktivitas tinggi pula. Sebaliknya bila pola konsumsi rendah mengakibatkan lemahnya produksi dan distribusi, bahkan roda perekonomian. Namun tingginya pola konsumsi dan produksi dapat menyebabkan ketidakseimbangan pasar, menimbulkan penyakit-penyakit ekonomi seperti inflasi, instabilitas harga di pasaran, penimbunan bahan kebutuhkan pokok dan lain-lain. Bagaimanakah menyeimbangkan pola konsumsi dan  produksi secara proporsional dalam perekonomian?
Pola konsumsi dan perilaku produksi menentukan roda perekonomian.

Al-Qur’an sebagai sumber ajaran, memiliki ajaran tentang konsumsi, produksi dan distribusi disamping aktivitas-aktivitas perekonomian lainnya. Di antara ayat konsumsi misalnya al-Baqarah(2): 168, al-Isra(17): 26-28, an Nahl (16): 114. Dalam ayat-ayat tersebut terkandung prinsip halal dan baik, tidak diperkenankannya perilaku berlebihan, pelit, boros, harus seimbang, proporsional dan pertanggung jawaban. Dalam al-Baqarah(2): 22, 29  an-Nahl(16): 5, 11, 65-71, Lukman (31) 20, al-Mulk (67): 15, yang merupakan ayat produksi mengandung  ajaran bahwa kegiatan produksi harus memenuhi kebutuhan masyarakat, menimbulkan kemaslahatan, tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Demikian pula dalam ayat-ayat distribusi seperti  al-Anfal(8): 1, al-Hasyr(59): 7, al-Hadid(57): 7, at-Taubah(9): 60 mengandung nilai larangan keras penumpukan harta benda atau barang kebutuhan pokok pada segelintir orang. Pola distribusi  harus mendahulukan aspek prioritas berdasarkan need assessment.

Dengan pendekatan tafsir ekonomi al-Qur’an, pemahaman terhadap ayat-ayat kunci di atas diharapkan mencapai pemahaman yang proporsional tentang produksi, distribusi dan konsumsi. Sebagai sebuah metodologi baru dalam pemahaman al-Qur’an, memungkinkan sampai pada kontekstualisasi nilai-nilai  ekonomi al-Qur’an dalam praktek perekonomian. Dari pemahaman itu pula diharapkan  dapat dijadikan pedoman bagi perilaku ekonomi baik tataran individu maupun masyarakat sehingga keseimbangan perekonomian dapat tercapai. Kasus-kasus seperti over heating pada perilaku pasar yang dipastikan melambungkan laju inflasi setiap bulan puasa dan hari Raya  Idul fitri, Tahun baru, hari-hari raya dan lain-lain dapat dieliminir melalui sikap dan perilaku ekonomi masyarakat. Baca selengkapnya…

MAKALAH MANAGEMEN LEMBAGA BAIT AL-MAL (Kajian Terhadap Sistem Perekonomian Umar Ibn Khattab)

Islam sebagai suatu agama yang di dasarkan pada ajaran al-Qur’an dan Sunnah, merupakan suatu agama yang memberikan tuntunan tidak saja yang berhubungan secara vertical dengan Tuhan, lebih dari itu Islam juga memberikan tuntunan pada seluruh aspek kehidupan. Islam mengartikan agama juga tidak saja berkaitan dengan spritualitas maupun ritualitas, namun Islam merupakan serangkaian keyakinan, ketentuan, dan aturan serta tuntutan moral bagi setiap aspek kehidupan manusia. Dan lebih dari itu, Islam memandang agama sebagai sarana kehidupan –the way of life- yang melekat pada setiap aktivitas kehidupan, baik ketika manusia berhubungan ritual dengan Tuhan maupun berinteraksi dengan sesama manusia.

Islam memandang keseluruhan aktivitas manusia di bumi ini sebagai  sunnatullah,  termasuk didalamnya aktivitas ekonomi, Ia menempatkan kegiatan ekonomi sebagai salah satu aspek penting untuk mendapatkan kemuliaan, dan karenanya kegiatan ekonomi –seperti kegiatan lainnya- perlu dikontrol dan dituntun agar sejalan dengan tujuan syari’at. Islam memberikan tuntunan bagaimana seharusnya beribadah kepada.

Sebagai agama universal, Islam memiliki tanggung jawab terhadap kesejahteraan manusia, maka termasuk bagaimana manusia mempertahankan hidupnya, Islam juga telah memberikan tuntunan berekonomi secara Islami. Banyak contoh yang diajarkan dalam masalah ekonomi, baik pada masa-masa awal Islam diturunkan hingga menjelang wafatnya Rasulullah saw, yang dapat dijadikan acuan atau paling tidak sebagai perbandingan bagaimana Islam memberikan perhatian yang cukup besar terhadap kesejahteraan ummatnya tidak saja di akhirat tapi juga di dunia. Baca selengkapnya…

MAKALAH AGAMA ISLAM “ RELEVANSI AKIDAH DAN SYARI’AT ISLAM ”

Latar belakang masalah
Saat ini banyak sekali generasi muda yang hanya mengikuti ajaran agama islam tanpa mengerti dan memahami kaidah – kaidah yang tercantum dalam syari’at islam  itu sendiri. Banyak diantara mereka yang hanya mengikuti semua yang diajarkan oleh orang tua mereka. Tetapi pertanyaan nya disini apakah semua yang diajarkan oleh orang tua mereka tersebut sudah sesuai dengan syariat islam ?,tentu ini merupakan sebuah masalah yang perlu dikaji lebih jauh sehingga di dalam masyarakat kita tidak terjadi kesalahan di dalam upaya kita semua untuk mencari ridho dari Allah Swt. yang merupakan tujuan utama  kita sebagai manusia hidup di dunia ini.

Akidah mempunyai satu relevansi yang kuat terhadap syari’at islam itu sendiri. Mengapa demikian,karena dari arti kata akidah itu sendiri yang berarti“ kepercayaan”,kepercayaan yang dimiliki oleh setiap manusia. Tentu saja setiap manusia memiliki akidah(kepercayaan) yang berbeda antara satu dengan yang lain. Sebagai kaum muslim tentu saja akidah kita hanya tertuju kepada Allah azza wa jalla sang pencipta langit dan bumi beserta isinya ini. Tiada yang pantas menyamai keagungan dan kebesaran Allah Swt. Tiada sekutu bagi-Nya karena Allah swt. Maha Esa. Oleh sebab itu disini kita perlu mengkaji lebih dalam mengenai akidah kita, tentu saja kita sebagai umat islam yang mengerti tentang ajaran –ajaran islam tidak mau terjerumus ke dalam lembah kesesatan yang merupakan buah hasil akidah kita yang tidak benar(salah),yang tidak sesuai dengan syari’at islam yaitu al qur’an dan al hadist. Baca selengkapnya…

MAKALAH Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga bisnis Islami (syariah) merupakan salah satu instrument yang digunakan untuk mengatur aturan-aturan ekonomi Islam. Sebagai bagian dari sistem ekonomi, lembaga tersebut merupakan bagian dari keseluruhan sistem sosial. Oleh karenanya, keberadaannya harus dipandang dalam konteks keseluruhan keberadaan masyarakat (manusia), serta nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Islam menolak pandangan yang menyatakan bahwa ilmu ekonomi merupakan ilmu yang netral-nilai.  Padahal ilmu ekonomi merupakan ilmu yang syarat orientasi nilai.

Sebenarnya, bisnis secara syariah tidak hanya berkaitan dengan larangan bisnis yang berhubungan dengan, seperti masalah alkohol, pornografi, perjudian, dan aktivitas lain yang menurut pandangan Islam seperti tidak bermoral dan antisosial. Akan tetapi bisnis secara syariah ditunjukan untuk memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian tujuan sosial-ekonomi masyarakat yang lebih baik. Bisnis secara syariah dijalankan untuk menciptakan iklim bisnis yang baik dan lepas dari praktik kecurangan. Dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi, dunia Islam mempunyai sistem perekonomian yang berbasiskan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Syariah yang bersumber dari Al Quran dan Al Hadits serta dilengkapi dengan Al Ijma dan Al Qiyas. Sistem perekonomian Islam, saat ini lebih dikenal dengan istilah Sistem Ekonomi Syariah. Baca selengkapnya…

Alasan Dan Tujuan Beribadah

Juli 31, 2012 Tinggalkan komentar

Dengan kesadaran beribadah, maka sang hamba merasakan adanya pengayom atau sandaran, yakni tempat mengadu manakala menghadapi masalah yang besar, sehingga akan memperoleh ketentraman perasaan damai dan mempunyai semangat dalam menjalani proses kehidupan di alam fana.

1. Alasan Beribadah
Pertanyaan yang sering muncul pada setiap hamba adalah tentang mengapa manusia diperintahkan untuk beribadah kepada Allah. Padahal Allah tidak membutuhkan ibadah yang dilakukan manusia. Pertanyaan tersebut mengemuka karena ibadah dalam Islam adalah merupakan aktivitas kehidupan seseorang muslim. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat di kemukakan beberapa alasan sebagai berikut :

Baca selengkapnya…

Tinjauan Historis Haji

Juli 31, 2012 Tinggalkan komentar

Ibadah haji dilakukan dalam bulan Dzulhijah, satu bulan yang dimuliakan oleh kaum muslimin, karena selain sebagai bulan haji juga terdapat amalan ibadah yang dilakukan oleh umat Islam sedunia, yang sering disebut dengan idul Adha. Menunaikan ibadah haji ke Mekah Al Mukarromah adalah satu diantara lima ibadah selain syahadat, salat, puasa, dan zakat yang diwajibkan Allah kepada umat-Nya. Kewajiban ini diletakkan pada urutan yang terakhir dalam rukun Islam. Allah menempatkan wajib haji diurutan yang kelima, karena memang membawa tuntutan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi baik persyaratan yang bersifat immateri maupun materi yang cuku berat dan melibatkan ragam kemampuan.

Baca selengkapnya…

Terorisme Menurut Islam

Juli 31, 2012 Tinggalkan komentar

Beberapa bentuk teror telah menjadi cara yang umum untuk mengintimidasi lawan. Orang yang percaya bahwa dengan kekerasan bisa mengintimidasi musuh atau lawan untuk menakut-nakuti dan kemudian merasa takut atau menyerah, maka biasanya orang tidak ragu menggunakan ancaman yang dimaksud.

Konsep tentang terorisme menurut Noam Chomsky seorang Profesor linguistik di Massachussetts Institute of Technology Amerika Serikat, masih tidak jelas dan pada umumnya orang saling berbeda tentang definisi terorisme. Istilah terorisme lebih mengarah pada taktik, alat untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai sebuah taktik, terorisme selalu bisa digunakan kapan saja untuk sebuah aksi bagi suatu kelompok.

Jika terorisme dipahami sebagai sebuah taktik, maka sangat keliru orang mendeklarasikan “perang terhadap terorisme,” karena orang tidak bisa mengalahkan taktik. Pernyataan perang terhadap terorisme sama halnya dengan menyatakan perang secara terus menerus (kenyataannya, inilah maksud yang sesungguhnya).

Baca selengkapnya…

Salat Sebagai Inti Ibadah

Juli 31, 2012 Tinggalkan komentar

Ibadah salat merupakan salah satu sendi ibadah yang penting dan menjadi landasan bagi seorang muslim untuk berperilaku dalam kehidupan sosialnya. Hal ini disebabkan bukan saja karena salat menjadi tiang atau penyangga agama, namun juga karena hampir semua perintah salat di dalam Al-Qur’an selalu berkaitan dengan perintah untuk membelanjakan harta, sebagai wujud pengabdian sosialnya kepada Allah swt.

1. Kedudukan Ibadah Salat
Al-Qur’an banyak sekali memuat perintah agar manusia sebagai hamba Allah untuk menegakkan salat dengan memberikan gambaran bahwa orang beriman akan mendapat kebahagiaan yang tinggi apabila dapat menjalankan salat dengan kepenuhan hati yang khusuk.

Perintah salat dengan berbagai variasinya disebut tidak kurang dari 10 kali dalam Al-Qur’an, kesemuanya memberikan gambaran akan pengertian salat yang berarti doa atau kasih sayang (rahmat). Ayat Al-Qur’an ada yang mempersandingkan antara sabar dengan salat sehingga pemaknaannya berarti orang yang berdoa (memohon-meminta) pada hakekatnya meminta kasih sayang (rahmat) sehingga diperlukan hati yang sabar.

Baca selengkapnya…

Sejarah Perkembangan Ibadah

Juli 31, 2012 Tinggalkan komentar

Sejarah menunjukkan bahwa hal penting sekaligus penyakit kronis yang dihadapi Rosulullah pada permulaan dakwahnya adalah akidah sesat dan ketimpangan ekonomi yang tajam. Ketimpangan tersebut semakin dilestarikan oleh tradisi perbudakan dan perilaku riba yang semakin merebak. Sehingga dalam hal ini penekanan penting dari awal dakwah Rosulullah antara lain adalah informasi tentang akidah yang benar serta kritik sosial dengan misi keadilan sosial.

Menanamkan akidah yang benar merupakan fondasi dalam beragama yang harus diutamakan terlebih dahulu. Setelah fondasi itu kuat, aturan-aturan hukum baru dapat dibangun diatasnya. Salah satu diantaranya adalah ibadah sebagai tugas formal seperti salat, zakat, puasa.

Oleh karena itu harus difahami bahwa sikap ibadah dalam Islam terhadap bentuk-bentuk peribadatan sebelumnya adalah sebagai penghapus, pengganti, penyempurna ibadah atau hukum sebelumnya.

Baca selengkapnya…