MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “M” P30003 2 JAM POST PARTUM FISIOLOGIS DI BPS Hj. FAROKHAH KALAMI JOMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan kejadian yang fisiologis dalam masa nifas. Alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti keadaan sebelum hamil. Disamping itu involusi ini terjadi juga perubahan penting lain yakni, hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Faktor penyebab kematian maternal dan masa nifas antara lain perdarahan, infeksi dan keracunan. Dan selma kami praktek 1 bulan di BPS JH. Farokhah Kalami, Jombang kami mengambil masa puerperium yang normal dengan persalinan normal. Meskipun dari data dan tindakan yang diberikan dalam keadaan baik dan normal, tidak menutup kemungkinan komplikasi terjadi pada masa nifasnya akibat berbagai faktor yang tidak terdeteksi sebelumnya.
Dari fenomena diatas penulis merasa tertarik memberikan asuhan kebidanan secara cepat, tepat dan aman. Karena jika masalah yang ditimbulkan dalam masa-masa nifas akibat riwayat persalinan yang kurang bersih dan aman akan dapat menimbulkan komplikasi masa nifas seperti perdarahan dan infeksi nifas, dimana kasus tersebut akhir-akhir ini mendapat pemantauan yang baik. Dikarenakan semakin banyak tingkat kematian Ibu, salah satunya dari komplikasi yang terdapat pada masa nifas.
ASUHAN KEBIDANAN MENOLONG PERSALINAN PRIMIGRAVIDA DENGAN KETUBAN PECAH DINI ( KPD ) PADA Ny. “S” DENGAN USIA KEHAMILAN 38 – 40 MINGGU DI BPS FITRIA NUR FAIDA, Amd.Keb
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Partus Ialah pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup bulan letak sejajar sumbu badan ibu, persentasi belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu serta dengan tenaga sendiri.
(Sarwono. 2007 : 456).
B. BENTUK PERSALINAN
1. Persalinan spontan
Bila Pesalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan Ibu sendiri
2. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan buatan tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran
C. PEMBAGIAN WAKTU PERSALINAN
1. KALA I
Yaitu kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap.
Kala dibagi 3 fase yaitu
a. Fase Laten
Berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai pembukaan 3 cm
b. Fase Aktif
Dibagi menjadi 3 fase
1) Fase Akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
2) Fase dilatasi maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
3) Fase diselerasi
Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm sampai lengkap
2. KALA II
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
Tanda Gejala Kala II
1) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
2) Ibu merasakan tekanan pada anus
3) Perineum Menonjol
4) Vukva vagina dan sfingter ani membuka
3. KALA III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Manajemen aktif kala III terdiri dari :
1) Pemberian oksitosin dengan segera
2) Penegangan tali pusat terkendali
3) Massose uterus
4. KALA IV
Dimulai dari saat lahirnya placenta sampai 2 jam post partum
1 jam pertama : tekanan darah, nadi, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, pendarahan diperiksa setiap 15 menit suhu 1 jam kemudian
1 jam kedua : tekanan darah, nadi, TFU, kontraksi uterus, kandungan kemih, pendarahan diperiksa, setiap 30 menit, suhu 1 jam kemudian
D. PENATALAKSANAAN
Kala I
1. – Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan.
– Berikan dukungan dan yakinkan dirinya.
– Berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinannya.
– Dengarkan keluhannya dan cobala untuk lebih sensitif terhadap persaannya.
2. Jika ibu tersebut tampak kesakitan, dukungan / asuhan yang dapat diberikan.
– Lakukan perubahan posisi
– Posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin di tempat tidur sebaiknya dianjurkan tidur miring kekiri.
– Sarankan ibu untuk berjalan.
– Ajaklah orang yang menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat dan menggosok punggungnya atau membasuh mukanya diantara kontraksi.
– Ibu diperbolehkan melakukan aktifitas sesuai dengan kesanggupannya.
– Ajarkan kepadanya tehnik bernafas, ibu diminta untuk menarik nafas panjang, menahan nafasnya sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniupkan udara keluar sewaktu kontraksi.
3. Penolong tetap menjaga hak privacy ibu dalam persalinan, antara lain menggunakan penutup / tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengatahuan dan seizin ibu.
4. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.
5. Memperbolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya serta BAB atau BAK.
6. Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara :
– Gunakan AC atau kipas angin dalam kamar.
– Menggunakan kipas biasa
– Menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya.
7. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dihidrasi, berikan cukup minum.
8. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.
(Maternal – Neonatal N – 8 )
PEMANFAATAN NEW MEDIA PADA BIDANG KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan pemilihan judul
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengambil judul “Pemanfaatan New Media dalam bidang kesehatan”, karena banyak masyarakat yang belum mengetahui benar tentang apa saja kemajuan teknologi New Media dalam bidang kesehatan, yaitu tentang manfaat dari Teknologi Nano Sensor yang dapat membantu untuk mediteksi serta menggobati penyakit kanker.
Penulis mengambil judul ini sebagai pembelajaran yang penulis dapatkan dari beberapa sumber yang berkaitan.
1.2 Pembatasan masalah
Dalam makalah ini penulis membatasi masalah agar mudah dipelajari, adapun masalah-masalah yang dibahas adalah :
a. Pengertian Teknologi Nano Sensor
b. Perkembangan Teknologi Nano Sensor
c. Pemanfaatan Teknologi Nano Sensor dalam mendeteksi kanker dan pengobatannya
1.3 Tujuan pembuatan makalah
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Teknik Internet & New Media..
b. Untuk mengukur kemampuan penulis dalam menuangkan pengetahuan tentang pemanfaatan New Media dalam bidang Bahasa.
c. Untuk menambah wawasan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
1.4 Metode pengumpulan data
Metode yang digunakan penulis pada saat pengumpulan data dengan cara : ”metode study literatur yaitu penulis mencari data dari media elektronik (Internet) dan media cetak yaitu buku-buku yang ada kaitannya dengan objek yang penulis ambil”.
1.5 Sistematika penyusunan makalah
Dalam menyusun makalah ini penulis membahas dengan membagi beberapa bab dan kemudian penulis membagi ke dalam beberapa sub bab.
Adapaun perinciannya sebagai berikut :
Bab I : Merupakan Pendahuluan yang berisi alasan pemilihan judul, Pembatasan Masalah, Tujuan Pembuatan makalah, Metode pengumpulan data, dan diakhiri dengan Sistematika Penulisan
Bab II : Di sini penulis akan membahas pemaanfaatan New Media dalam bidang Kesehatan, tentang manfaat Nano Sensor dalam bidang Kesehatan.
Bab III : Adalah Bab Penutup yang merupakan hasil kesimpulan dan saran dari pengkajian bab sebelumnya.
MAKALAH URGENSI CYBERLAW BAGI INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan akan terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia yang terus meningkat. Begitu pula dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat perkembangannya. Segala sendi kehidupan manusia telah banyak terpengaruh bahkan tidak dapat dipisahkan dari teknologi.. Sebut saja penggunaan internet. Sebagaimana lazimnya pembaharuan teknologi, internet selain memberi manfaat juga menimbulkan ekses negatif dengan terbukanya peluang penyalahgunaan teknologi tersebut. Hal itu terjadi pula untuk data dan informasi yang dikerjakan secara elektronik. Misalnya penyebaran virus, penggunaan spyware untuk mencuri data, dan paling dikenal adalah pengguna layanan yang mengakses secara tidak sah dan tanpa izin suatu laman tertentu, hacker.
Dalam jaringan komputer seperti internet, masalah kriminalitas menjadi semakin kompleks karena ruang lingkupnya yang luas. Kriminalitas di internet atau cybercrime pada dasarnya adalah suatu tindak pidana yang berkaitan dengan cyberspace, baik yang menyerang fasilitas umum di dalam cyberspace ataupun kepemilikan pribadi.
Fenomena cybercrime memang harus diwaspadai karena kejahatan ini agak berbeda dengan kejahatan lain pada umumnya. Cybercrime dapat dilakukan tanpa mengenal batas teritorial dan tidak diperlukan interaksi langsung antara pelaku dengan korban kejahatan. Bisa dipastikan dengan sifat global internet, semua negara yang melakukan kegiatan internet hampir pasti akan terkena imbas perkembangan cybercrime ini.
Saat ini di Indonesia sudah dibuat naskah rancangan undang-undang cyberlaw yang dipersiapkan oleh Fakultas Hukum Universitas Indonesia bekerja sama dengan Departemen Perdagangan dan Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung bekerja sama dengan Departemen Pos dan telekomunikasi. Hingga saat ini naskah RUU Cyberlaw tersebut belum disahkan sementara kasus-kasus hukum yang berkaitan dengan kriminalitas di internet terus bermunculan mulai dari pembajakan kartu kredit, banking fraud, akses ilegal ke sistem informasi, perusakan website sampai dengan pencurian data. Kasus yang terkenal diantaranya adalah kasus klik BCA dan kasus bobolnya situs KPU.
Makalah Mengatasi Berbagai Penyakit Dan Pertolongan Pertama Dan Penanggulangannya
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang bijak sering mengatakan “Lebih baik menjaga kesehatan daripada mengobati” memang benar adanya menjaga kesehatan itu perlu agar terhindar dari penyakit. Gangguan kesehatan bisa muncul kapan saja, apalagi jika kita lengah terhadap gejala dan penyebabnya. Tanpa kita sadari gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat merupakan faktor penyebab utamanya.
Meskipun ada penyebab lainnya yang tidak bisa dihindari seperti fakor genetik, pencemaran lingkungan.
Agar tetap sehat, ada banyak cara untuk mendapatkannya. Salah satunya, ikuti 7 jurus berikut ini dan dapatkan kualitas hidup yang lebih baik :
1. Udara bersih, paru-paru pun sehat
Untuk terhindar dari gangguan pernapasan, hiruplah udara yang bersih dan sehat. Caranya ? Tidak perlu repot mencari udara pegungungan, udara pagi pun sangat baik bagi paru-paru Anda. Selain itu hindari pula udara tercemar, seperti asap rokok, asap kendaraan atau debu. Bersihkan rumah dan ruangan kerja secara teratur, termasuk perabot, kipas angin dan AC.
2. Banyak minum air putih
Air putih adalah yang terbaik dari minuman apapun. Biasakanlah minum air putih 8-10 gelas per hari. Kebiasaan ini akan membantu menjaga kelancaran fungsi ginjal dan saluran kemih. Upayakan untuk minum air hangat di malam hari dan air sejuk (bukan air es) di siang hari. Tambahkan juga sedikit perasan jeruk lemon atau jeruk nipis. Selain baik untuk menyegarkan diri, minuman ini sekaligus membantu mengeluarkan toksin dari dalam tubuh.
3. Konsumsi menu bergizi dan seimbang
Pilihlah menu dengan gizi yang cukup, seimbang, dan bervariasi. Perbanyak konsumsi sayuran hijau dan buah yang mengandung banyak serat dan zat gizi yang diperlukan tubuh serat. Sebisa mungkin hindari junk food dan makanan olahan, serta kurangi konsumsi garam dan gula. Satu lagi, jangan lupa sarapan pagi! Karena sarapan pagi dapat menunjang aktifitas kita sepanjang hari.
MAKALAH LANDASAN EKONOMI DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH
LANDASAN EKONOMI DALAM PENDIDIKAN
A. LATAR BELAKANG
Demokratisasi pendidikan merupakan salah satu isu yang sampai kini masih menjadi persoalan baik pada tataran konseptual maupun implementasinya. Persoalan demokratisasi ini menjadi semakin kompleks seiring dengan bergulirnya isu-isu yang terkait dengan demokratisasi itu sendiri. Sehari-hari dapat diikuti dan diamati beberapa isu penting, seperti: kondisi transisional ke arah masyarakat yang demokratis, tuntutan pemerintahan yang demokratis, pembangunan ekonomi yang berorientasi kerakyatan, kebijakan yang berpihak dan yang berorientasi pada kepentingan rakyat, kebijakan demokratisasi pendidikan, dan demokratisasi di bidang politik. Isu dan gejala-gejala tersebut menunjukkan bahwa di masyarakat Indonesia telah terjadi suatu proses demokratisasi dalam seluruh aspek kehidupan.
Demokratisasi pendidikan yang tengah bergulir di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari persoalan pendidikan yang sedang kita hadapi. Pertama memang telah dilaksanakan program wajib belajar sembilan tahun. Namun belum menunjukkan capaian yang memuaskan, ini menunjukan rendahnya tingkat pendidikan, dan tentunya hal ini akan berimplikasi pada penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Krisis multidimensi yang dialami, upaya pemulihan ekonomi yang nampaknya masih berjalan lamban, dan biaya pendidikan yang semakin meningkat baik SLTP, SLTA maupun perguruan tinggi tampaknya akan lebih memperlemah kemampuan orang tua dan masyarakat dalam menyekolahkan anak-anaknya. Tingginya angka tidak melanjutkan sekolah, dapat menjadi indikator lemahnya kemampuan ekonomi orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak-anaknya. Ini menunjukkan bahwa ada persoalan mendasar, yaitu sebagian besar dari penduduk Indonesia belum menikmati pendidikan yang sesungguhnya adalah hak dan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh negara.
Permasalahan kedua adalah pengembangan sistem pendidikan dengan pendekatan hirarkhis struktural yang imperatif sifatnya. Pendekatan atas bawah seperti ini mempunyai implikasi yang sangat penting, terutama dapat menghambat proses demokratisasi itu sendiri. Kemandirian, kebebasan, dan kreativitas dihambat oleh mekanisme birokrasi yang dibangun secara seragam.
Ketiga, pergeseran paradigma pembangunan termasuk pembangunan pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi ternyata memberikan beberapa implikasi penting. Sekalipun pergeseran itu memperkuat proses demokratisasi, tetapi teramati beberapa kecenderungan dan gejala berikut ini, yaitu: (1) munculnya gejala “pertarungan” antara semangat independensi versus interdependensi. Dalam pertarungan itu, daerah memiliki semangat kedaerahan yang sangat tinggi sehingga cenderung ingin memiliki semuanya, mengabaikan rasa ketergantungan satu terhadap yang lain. Di pihak lain kondisi obyektif terutama sosial ekonomi daerah pada daerah-daerah tertentu belum cukup kuat untuk menjadi kekuatan yang menopang implementasi otonomi terutama dalam mewujudkan demokrasi pendidikan. (2) kecenderungan terjadinya disparitas antar daerah terutama terkait dengan hak setiap warganegara untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Kesenjangan antar daerah baik karena faktor ekonomi maupun geografis dapat menimbulkan ketidakpastian standar mutu yang dapat dicapai. Kasus terakhir adalah masalah konversi nilai Ujian Akhir Nasional, menunjukkan adanya persoalan uncertainty about standards of achievement.
Makalah Kesehatan – Peranan Petugas Kesehatan Dalam Menyikapi Pelaksanaan k3
Makalah Kesehatan
Peranan Petugas Kesehatan Dalam Menyikapi Pelaksanaan k3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Komentar terahir